Raih Medali Perunggu Olimpiade Paris 2024 Tanpa Bertanding, Jorji Mengaku Sempat Bingung

Senin 05 Aug 2024 - 07:59 WIB
Reporter : Rizky Panchanov
Editor : Rizky Panchanov

PARIS- Indonesia dipastikan pecah telur setelah meraih medali pertama di Olimpiade Paris 2024. Medali disumbangkan oleh Gregoria Mariska Tunjung dari cabang olahraga (cabor) bulutangkis tunggal putri Indonesia.

Hasil itu datang lebih cepat. Semifinal yang dijadwalkan hari ini 5 Agustus 2024 tidak dilanjutkan.

Sebab, calon lawan Gregoria, Carolina Marin mengalami cedera di semifinal melawan He Bingjiao. Situasi itu membuat Carolina Marin tidak bisa melanjutkan pertandingan.
 
Pebulutangkis yang meraih medali emas di Olimpiade Rio 2016 itu unggul 21-14 di game pertama, dan sudah leading 10-8 di game kedua. Tetapi, ACL lututnya kambuh. Dia menyerah dengan skor akhir 21-14, 10-8.

BACA JUGA:Caroline Marin Mundur Karena Cidera, Gregoria Mariska Tunjung Raih Medali Perunggu Olimpiade Paris 2024

"Peraih emas Rio 2016 dan tiga kali juara dunia Carolina Marin dari Spanyol mundur dari pertandingan Olimpiade Paris 2024 karena cedera lutut kanan," tulis pernyataan resmi BWF.

"BWF dapat memastikan bahwa perebutan medali perunggu pada Senin, 5 Agustus 2024 tidak akan dilanjutkan. Medali perunggu akan diserahkan kepada Gregoria Mariska Tunjung dari Indonesia," sambung BWF.

Itu berarti, Gregoria resmi menyamai capaian pebulutangkis Indonesia, Maria Kristin Yulianti pada Olimpiade Beijing 2008. Ketika itu, Maria Kristin yang tidak diunggulkan secara mengejutkan melaju ke semifinal.

Di empat besar, pemain PB Djarum itu kalah oleh Zhang Ning asal Tiongkok. Namun, di perebutan medali, dia mengalahkan pemain Tiongkok lain yang juga unggulan ketiga, Lu Lan. Maria Kristin meraih perunggu setelah menang 11-21, 21-13, 21-15.

BACA JUGA:Sprinter Indonesia Gugur di Babak Pertama Olimpiade 2024, Zohri: Saya Sudah Tampil Maksimal

Hasil yang didapat Gregoria tergolong lebih simpel. Karena pemain peringkat 7 dunia itu tidak perlu menjalani perebutan tempat ketiga. Namun, tidak berarti lebih ringan.

Jorji - sapaan akrabnya- harus berjuang sangat keras untuk mencapai medali perunggu.

Terutama dengan persiapan yang mepet dan sorotan tajam dari netizen. Maka, ketika Jorji tiba-tiba mendapatkan medali tanpa bertanding, dia malah kebingungan.

"Tadi saya lagi stretching, terus (dengar) Marin jatuh. Kebetulan hari ini saya ada tes (doping) juga. Jadi saya tidak sempat lihat keputusannya bagaimana," papar Gregoria kepada NOC Indonesia.

BACA JUGA:Lampung dan Banten Usul Jadi Tuan Rumah PON 2032

"Cuma katanya diputuskan retired, ya," lanjut dia.

Hal itu membuat hati Jori berkecamuk. Antara senang dan sedih. Dia tentunya senang, karena bisa menyumbang perunggu. Medali tunggal putri pertama Indonesia setelah 16 tahun.

Di sisi lain, Jorji juga turut sedih dengan musibah yang menimpa Marin. Atlet manapun tidak ingin cedera.

Apalagi dalam kejuaraan tertinggi dunia: Olimpiade. Ditambah dengan kedudukan unggul dan nyaris mencapai babak final.

"Bingung ya. Salah banget saya happy dengan penderitaan orang lain. Ini musibah untuk Marin," tutur Gregoria.

BACA JUGA:Ambisi Nathan Tjoe-A-On Bawa Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026

"Tapi saya bingung bereaksi saja. Seperti tidak mau ini terjadi. Jujur banget, saya bersyukur medalinya. Tapi bukan happy gitu," tambah pemain 24 tahun tersebut.

Jorji menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang melaju hingga semifinal Olimpiade Paris 2024. Pada babak semifinal, Gregoria kalah dari pemain nomor 1 dunia An Se Young.

Meski tidak meneruskan tradisi emas, setidaknya Gregoria membuat bulu tangkis Indonesia tidak nol medali. "Bersyukur banget setelah lama kita tidak mendapat medali di tunggal putri. Sekarang saya bisa dapat perunggu. Ini juga berkat tim yang bagus, bukan karena saya sendiri," papar Gregoria.(disway/nca)

Kategori :