“Untuk menjawab atau menghadapi era VUCA ini, jawabannya juga dengan VUCA. VUCA sebagai jawaban ini adalah Visioner, Understanding, Clarity, dan Adaptation. Visi kerja kita harus fokus, pengetahuan kita terhadap masalah juga harus mumpuni, langkah kita harus jelas atau klir, dan kita harus bisa beradaptasi dengan perkembangan,” kata mantan bankir ini.
Kepada para Asisten baru ini, BEP juga meminta untuk membentuk mindset yang positif, dinamis, dan berkelanjutan. Berbagai problem dan pengalaman hidup maupun pengalaman bekerja, kata dia, harus menjadi acuan untuk memperbaiki keadaan. Sebab, seiring program transformasi bisnis yang sedang dijalankan di PTPN, menumbuhkan iklim kompetisi yang sehat dan progresif.
Pada kesempatan yang sama, SEVP Operation PTPN I Regional 7 Wiyoso juga menyampaikan pesan-pesan heroik kepada para asisten baru. Ia mengatakan, masa percobaan dan magang selama lebih dari satu tahun sebagai CKP, kata dia, memberikan gambaran nyata tentang kerja seorang planters sejati.
Mengungkap tiga elemen utama prasyarat seorang pemimpin, yakni kompetensi, skill, dan attitude, Bang Yos, sapaan akrabnya, menekankan aspek sikap moral sebagai benteng terakhir. Dari sisi kompetensi, latar belakang kehidupan dan pendidikan menjadi modal awal untuk tumbuh dan berkembang. Lalu, skill atau keahlian alias kemahiran didapat dari pengalaman dan terus berlatih ketika mendapat tugas dan menghadapi pekerjaan.
“Nah, attitude ini merupakan kata sifat. Sikap moral itu menentukan karis seseorang dan berhasil atau gagalnya suatu sistem dalam menjalankan operasional. Sehebat apapun dan sepintar apapun kita, kalau attitude-nya buruk, niatnya salah, moralnya nakal, etikanya tidak terjaga, cepat atau lambat pasti hancur,” kata Bang Yos.
Terkait dengan tugas sebagai unsur pimpinan di PTPN I maupun PTPN IV Regional 7 yang notabene adalah perusahaan perkebunan, Bang Yos menekankan agar mengobarkan jiwa yang kuat dan berani. Tugas dan tantangan sebagai pimpinan di perusahaan perkebunan, kata dia, akan sangat menguras tenaga, pikiran, strategi, referensi, dan peranti lain untuk bisa bertahan. Selain itu, seorang pemimpin di perkebunan harus memiliki sikap yang respek, simpati, mudah bergaul, dan fleksibel.
“Masalah di perusahaan perkebunan itu kompleks. Tidak melulu soal agronomi, proses produksi, teknis pengolahan, keuangan, dan teknis lainnya. Kita butuh pengetahuan luas tentang sosial, kemasyarakatan, human character, dan lainnya. Pesan saya, jangan cengeng! Karena planter sejati itu berani dan tangguh,” kata Bang Yos.