Cadangan Devisa Tinggi, Ekonom Beber Amunisi Pertahankan Rupiah
TUMBUH: Laporan Kredit Analiting Indonesia menyebut penyaluran kredit tumbuh 11 persen pada Februari 2024 di tengah ketidakpastian ekonomi global-FOTO JULIAN ROMADHON/DISWAY-
JAKARTA - Ekonom Josua Pardede menyoroti tingginya cadangan devisa Indonesia.
Hal ini yang memberikan Bank Indonesia kesempatan untuk melakukan intervensi di pasar valas guna menstabilkan rupiah yang terus melemah akibat ketegangan geopolitik dan sentimen suku bunga global.
"Bank Indonesia memiliki cukup amunisi dari cadangan devisa yang masih tinggi untuk menahan pelemahan rupiah lebih lanjut," ujar Josua pada Selasa 23 April 2024.
Pada akhir Maret 2024, cadangan devisa Indonesia mencapai USD 140,4 miliar, setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Ini melebihi standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
BACA JUGA:Harga Barang Rp10 juta Kena Bea Masuk Rp30 juta, Bea Cukai Beri Penjelasan
Menurut Kepala Ekonom Bank Permata, posisi cadangan devisa Indonesia dapat mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Namun, ketidakpastian di pasar keuangan global dan antisipasi terhadap data ekonomi AS membutuhkan perhatian khusus menjelang Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 23-24 April 2024.
Josua mengingatkan bahwa jika permintaan safe haven terus meningkat dan rupiah terus melemah meski Bank Indonesia sudah melakukan intervensi, maka kenaikan suku bunga acuan BI-Rate bisa menjadi opsi terakhir untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
BACA JUGA:Fajar dan Apriyani Ditunjuk Sebagai Kapten Timnas Indonesia di Piala Thomas dan Uber
"Meskipun BI belum mengambil tindakan kenaikan BI-Rate sejak Oktober 2023, tapi ada kemungkinan untuk mempertahankan level enam persen pada RDG April ini," ungkapnya. (jpn/abd)